Sabtu, 13 Desember 2025
Ekbis

Audiensi Ditjen Intram di Kota Jababeka Bahas Mobilitas dan Integrasi Transportasi

CIKARANG PUSAT — Kota Jababeka di Kabupaten Bekasi memaparkan gambaran mobilitas masyarakat serta potensi penguatan integrasi transportasi kepada Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda (Ditjen Intram) Kementerian Perhubungan dalam audiensi dan kunjungan lapangan yang digelar pada Jumat, 21 November 2025.

Sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, Jababeka menjadi penggerak utama ekonomi Jawa Barat dan nasional, dengan lebih dari 2.000 perusahaan beroperasi di dalamnya. Pertumbuhan ekonomi dan populasi yang pesat mendorong kebutuhan infrastruktur transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi.

Kajian akademisi mencatat sekitar 770 ribu perjalanan harian di Cikarang Raya, di mana 46 persen di antaranya berasal dan menuju kawasan Jababeka. Angka ini menunjukkan tingginya ketergantungan mobilitas masyarakat terhadap kawasan tersebut.

Presiden Direktur PT Graha Buana Cikarang, Ivonne Anggraini, menyampaikan bahwa konsep Transit-Oriented Development (TOD) menjadi strategi utama pengembangan kota mandiri di Jababeka. Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur kawasan memerlukan kolaborasi multipihak agar integrasi transportasi dapat berjalan optimal.

Kunjungan lapangan bersama Ditjen Intram dilakukan untuk meninjau perkembangan kawasan serta menyesuaikan konsep integrasi jaringan transportasi dengan kebutuhan mobilitas masyarakat. Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda, Risal Wasal, menyatakan apresiasi terhadap upaya penguatan layanan transportasi publik di Jababeka dan menyebut data mobilitas kawasan sebagai masukan penting dalam pemetaan kebutuhan transportasi di Cikarang Raya.

Saat ini, Kota Jababeka telah didukung berbagai moda transportasi publik, termasuk AO Shuttle, rute Damri Jababeka–Bandara Soekarno-Hatta, layanan Primajasa ke Bandung, serta feeder Swatantra S01 yang menghubungkan Stasiun Cikarang–President University. Kehadiran KRL Cikarang dan layanan BISKITA yang terhubung dengan LRT turut melengkapi konektivitas kawasan.

Pembangunan infrastruktur transportasi berskala besar juga tengah berlangsung, seperti MRT Fase III Cikarang–Balaraja dan pengembangan Commuter Line Cikarang–Cikampek, yang diproyeksikan menjadi penghubung penting mobilitas regional.

Di sektor logistik, Cikarang Dry Port berperan sebagai pusat distribusi terpadu yang mendukung efisiensi rantai pasok. Lokasi Jababeka yang dekat dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati menjadi nilai tambah bagi kebutuhan logistik perusahaan.

Ivonne menutup bahwa penguatan infrastruktur transportasi dan logistik diharapkan mampu meningkatkan efisiensi mobilitas kawasan, memperkuat daya tarik investasi, serta menunjang kualitas hidup masyarakat dan pekerja di Jababeka. (red)

Tags:Jababeka


Baca Juga